Pendidikan

Transformasi Pendidikan Tinggi melalui “Diktisaintek Berdampak”: Kolaborasi Kampus untuk Solusi Nyata bagi Masyarakat

FAJAR METRO – Bandung Barat-Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan kembali arah transformasi pendidikan tinggi Indonesia melalui kebijakan “Diktisaintek Berdampak” dalam Rapat Koordinasi LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten Tahun 2025 yang diselenggarakan di Kota Baru Parahyangan, Selasa (21/10).

Agenda ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara kampus, pemerintah daerah, dan industri agar pendidikan tinggi menghasilkan dampak sosial, ekonomi, dan ekologis yang nyata bagi masyarakat.

Program “Diktisaintek Berdampak” hadir sebagai paradigma baru pembangunan pendidikan tinggi yang tidak lagi hanya berorientasi pada jumlah lulusan atau publikasi ilmiah semata, tetapi juga pada kontribusi nyata kampus terhadap pemecahan masalah bangsa. Melalui program ini, riset dan inovasi dari perguruan tinggi diarahkan menuju hilirisasi dan penguatan ekosistem inovasi di masyarakat.

“Pendidikan tinggi tidak boleh berhenti di ruang akademik, tetapi harus berujung pada kebermanfaatan sosial, kemajuan ekonomi, dan daya saing nasional. Kita ingin kampus menjadi ruang lahirnya ilmu yang berdaya guna dan bermartabat bagi kemanusiaan,” ujar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto dalam sambutannya secara virtual.

Ajang bertema “Transformasi Pendidikan Tinggi melalui Diktisaintek Berdampak: Membangun Kolaborasi Strategis untuk Dampak yang Lebih Luas” diangkat untuk memperkuat arah kebijakan nasional pendidikan tinggi yang berfokus pada hasil dan dampak (outcome dan impact). Transformasi ini menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Indonesia Maju 2045 melalui pembangunan sumber daya manusia unggul, ekonomi berbasis inovasi, digitalisasi sains, serta keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga :  Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Kolaborasi Kampus dan Industri Ciptakan Inovasi Pembelajaran Masa Depan

“Riset dan sains adalah kunci pertumbuhan ekonomi bangsa. Perguruan tinggi harus bertransformasi dari teaching university menjadi research university agar mampu melahirkan inovasi yang memajukan Indonesia,” tegas Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Lukman mengungkapkan bahwa 421 perguruan tinggi di wilayahnya memiliki semangat kolaboratif untuk menerapkan kebijakan “Diktisaintek Berdampak”. Salah satu wujud konkret implementasinya adalah Program Gotong Royong Akademisi Bersinergi dan Berinovasi (Gradasi), yang mendorong kampus untuk terlibat aktif dalam penanganan isu-isu strategis daerah, mulai dari pengelolaan sampah, pengentasan kemiskinan, hingga digitalisasi desa.

“LLDikti Wilayah IV bukan hanya regulator administratif, tapi fasilitator kolaborasi. Kami ingin kampus hadir sebagai mitra nyata masyarakat dan industri agar hasil riset benar-benar dirasakan manfaatnya,” jelas Lukman.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang menyebutkan bahwa perubahan budaya kerja di kampus menjadi faktor penting agar transformasi dapat berjalan berkelanjutan.

“Transformasi membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Kampus harus mengubah tata kelola dan budaya kerja agar riset menjadi solusi, bukan sekadar laporan administratif,” ujar Sesjen Togar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Fauzan Adziman menegaskan komitmen pemerintah memperluas skema pendanaan riset terapan dan hilirisasi hasil penelitian kampus agar berdampak langsung pada perekonomian bangsa.

“Kebijakan riset diarahkan pada penguatan inovasi dan industrialisasi hasil penelitian, membangun jembatan antara kampus dengan masyarakat, UMKM, dan dunia usaha,” kata Dirjen Fauzan.

Baca Juga :  Mendiktisaintek Ajak Mahasiswa Berkarakter Sukses dan Budaya Membaca

Sementara itu, Direktur Jenderal Sains dan Teknologi (Dirjen Saintek), Ahmad Najib Burhani menekankan pentingnya peran kampus dalam membangun ekosistem sains yang ramah lingkungan.

“Perguruan tinggi harus menjadi penggerak utama ekonomi hijau. Kampus yang mampu mengelola sampah dan energi bersih menjadi contoh nyata pendidikan tinggi yang berkelanjutan,” ujar Dirjen Najib.

Dalam kesempatan ini, LLDikti Wilayah IV juga memberikan anugerah kepada pemangku kepentingan, khususnya perguruan tinggi di wilayahnya, sebagai apresiasi atas kinerja dan kontribusi mereka.

“Penghargaan ini menjadi simbol nyata dari kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat. Kami percaya, kemajuan bangsa lahir dari sinergi yang kuat dan keberanian untuk berinovasi,” ujar Wamen Stella saat menyerahkan penghargaan kategori Mitra Kerja Sama Pemerintah Terbaik kepada Pemerintah Kota Cimahi.

Selain itu, anugerah ini diberikan juga pada berbagai kategori, antara lain Pengelolaan SPMI Terbaik, PDDikti Terbaik, JAD Terbaik, Kinerja Penelitian, Pengabdian, dan Hilirisasi Terbaik, serta Kampus dengan Guru Besar Terbanyak.

Transformasi melalui “Diktisaintek Berdampak” diharapkan menjadi tonggak baru bagi sistem pendidikan tinggi Indonesia dari laboratorium menuju kehidupan nyata, menjadikan kampus sebagai pusat ilmu yang menciptakan perubahan sosial dan kemajuan bangsa.

“Mari kita pastikan setiap kebijakan dan inovasi di kampus benar-benar berdampak bagi masyarakat, lingkungan, dan masa depan Indonesia,” pesan Menteri Brian.(AD)