Menyejahterakan Rakyat dengan Potensi Alam Karo
Jakarta, Media Center PGI menjadi tempat diskusi yang digelar oleh Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia bertema “Menyejahterakan Rakyat dengan Potensi Alam Karo” yang dihadiri oleh Abetnego Tarigan, Deputi II Kantor Staf Presiden dan Bacabup Karo, serta Pdt. Anton Tarigan, tokoh agama dari tanah Karo dan moderator Jojo Raharjo Jurnalis PEWARNA.
Abetnego terlibat sebagai penasehat di Himpunan Masyarakat Karo Indonesia (HMKI) adalah Perkumpulan Sosial Masyarakat Karo. Abetnego Tarigan juga berperan sebagai Penasehat GAMKI.
Abetnego Tarigan: Melayani Sepenuh Hati
Abetnego Tarigan, seorang Bacabup Karo, menekankan bahwa pelayanan kepada masyarakat tidak memandang jabatan atau pangkat. “Abetnego berarti ‘Hamba yang Bersinar’,” ujarnya, “Sepanjang hidup saya didedikasikan untuk melayani, dan sebagai Bacabup Karo, tujuan utama pelayanan pemerintah adalah melayani masyarakat dari kelahiran hingga kematian.”
Potensi dan Tantangan Tanah Karo
Tanah Karo memiliki potensi alam yang kaya, namun juga menghadapi berbagai tantangan. Abetnego menyoroti bahwa masyarakat Karo cenderung tidak percaya pada pemerintah. “Pendidikan di Tanah Karo tertinggal, dengan lama sekolah yang lebih rendah dibandingkan kabupaten lain dengan pendapatan per kapita yang sama,” katanya. Selain itu, masalah judi dan narkoba juga menjadi perhatian serius, mengancam kesejahteraan masyarakat.
Agenda Prioritas: Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Abetnego menegaskan pentingnya pendidikan sebagai sarana membangun masyarakat, namun infrastruktur dan fasilitas pendidikan di Tanah Karo belum merata. “Fasilitas kesehatan juga perlu perhatian, terutama rumah sakit yang belum mendapat perhatian signifikan dari pemerintah,” tambahnya. Selain itu, pengelolaan air dan pertanian perlu ditingkatkan untuk menghadapi masalah pupuk dan bibit palsu.
Pariwisata dan Reformasi Birokrasi
Tanah Karo memiliki potensi pariwisata yang besar, namun belum dikelola dengan maksimal. “Pengelolaan pariwisata yang baik akan mengurangi pungli yang masif,” kata Abetnego. Ia juga berkomitmen untuk reformasi birokrasi, memastikan urusan administrasi seperti pembuatan KTP menjadi lebih mudah dan efisien.
Karo yang Melayani, Pintar, dan Sehat
Abetnego bertekad menjadikan Tanah Karo sebagai daerah yang benar-benar melayani warganya. “Kami akan membangun Karo yang produktif dengan akses pasar dan teknologi pertanian yang lebih baik,” ujarnya. Pendidikan unggulan juga menjadi fokus, dengan harapan anak-anak Karo tidak perlu bersekolah di luar daerah. Selain itu, akses air bersih dan pengelolaan sampah menjadi prioritas untuk mewujudkan Karo Sehat.
Kolaborasi untuk Kemajuan Bersama
Anton Tarigan menambahkan, “Tanah Karo adalah sekeping surga yang gagal dikelola.” Ia menyoroti potensi sumber daya alam yang melimpah namun belum dimanfaatkan dengan baik. Abetnego menegaskan pentingnya kerja sama lintas lembaga dan organisasi untuk mengatasi masalah sosial seperti narkoba, judi, dan premanisme. “Pemimpin yang dipilih harus memiliki standar integritas, bukan hanya berdasarkan uang,” tegasnya.
Diskusi ini menggarisbawahi bahwa mengelola Tanah Karo membutuhkan hati yang melayani, dengan fokus pada kesejahteraan masyarakat dan pengembangan potensi daerah yang maksimal. Dengan komitmen dan kerja sama, Tanah Karo dapat mencapai kemajuan yang signifikan.APM