14/12/2024
Nasional

Lewat Program SFV, KKP Targetkan Desa Panembangan Jadi Sentra Ikan Hias di Jateng

BANYUMAS, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Desa Panembangan, Banyumas, menjadi sentra ikan hias di Provisi Jawa Tengah melalui penguatan program Smart Fisheries Village (SFV).

Melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), sebelumnya KKP telah mengembangkan program SFV di Desa Panembangan yang didukung oleh beberapa pokdakan dan poklahsar, salah satunya pokdakan ikan hias. Dengan adanya pokdakan ikan hias inilah akhirnya dikembangkanlah Kampung Ikan Hias Panembangan yang sekaligus menjadi lokasi percontohan penyuluhan perikanan.

“Dipilihnya ikan hias sebagai komoditas yang dikembangkan di Desa Panembangan dikarenakan ikan hias memiliki nilai ekonomis serta peluang pasar yang tinggi, baik pasar domestik maupun internasional. Melalui kegiatan percontohan penyuluhan dengan menerapkan teknologi hasil riset yang telah direkomendasikan, kita berharap Kampung Ikan Hias di SFV Desa Panembangan ini dapat berkembang menjadi sentra ikan hias di Jawa Tengah dan nantinya dapat menembus pangsa pasar ekspor,” ujar Kepala BRSDM KKP I Nyoman Radiarta dalam siaran resmi KKP, Kamis (29/9/2022).

Menurutnya, Panembangan memiliki sumber daya air yang melimpah sepanjang tahun juga berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan yang memadukan sektor perikanan, pertanian dan pariwisata.

Berdasarkan data, perdagangan ikan hias memang sangat potensial. Pada periode tahun 2017–2021, nilai ekspor ikan hias Indonesia mengalami peningkatan signifikan dari yang semula USD27,6 juta pada tahun 2017 menjadi USD34,5 juta pada tahun 2021. Ekspor ikan hias pada tahun 2021 didominasi oleh ikan hias air tawar sebesar 80,63% atau senilai USD27,8 juta.

“Adapun jenis ikan hias yang paling diminati adalah arwana (super red dan jardini), cupang, botia, koi, maskoki, oscar dan lain-lain,” papar Nyoman.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati, menyampaikan bahwa penentuan Percontohan Penyuluhan Perikanan Kampung Budidaya Ikan Hias Panembangan Banyumas dilaksanakan melalui seleksi atas usulan kegiatan percontohan dari 64 kab/kota di empat propinsi yang menjadi wilayah kerja penyuluhan BPPP Tegal yakni Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa untuk sentra budidaya ikan hias di Jawa Tengah saat ini hanya ada di Purwonegoro, Banjarnegara, itu pun hanya menghasilkan ikan koi, komet, corydoras, cichlid, louhan, cupang, guppy. Sedangkan ikan-ikan aquascape, discus, rainbow, ikan predator didatangkan dari Jawa Barat,” ujarnya.

Pada akhir September 2022, pihaknya menyelenggarakan kegiatan Temu Lapang Percontohan Penyuluhan Perikanan Kampung Ikan Hias Panembangan oleh Satminkal Balai pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal di Desa Panembangan.

“Panembangan memiliki sumber daya air yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas untuk budidaya ikan hias, serta suhu rata-rata tahunan yang relative stabil. Hal ini dibuktikan bahwa ikan neon tetra yang banyak dibudidayakan disekitar Depok-Bogor dan belum dapat dibudidayakan di Purbalingga, Banjarnegara, namun terbukti dapat dipijahkan di Panembangan,” Tambah Lilly.

Sementara itu Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok, Agus Cahyadi, menuturkan bahwa kunci kesuksesan industri ikan hias adalah segmented dan komunikasi dengan pasar untuk mengetahui animo pasar. “Hal ini berarti Desa Panembangan dapat mengadopsi prinsip “One Village, One Commodity” di mana Desa Panembangan memiliki satu atau beberapa produk ikan hias saja namun berkualitas tinggi dan memiliki ciri khas,” paparnya

Kegiatan ini turut didukung Pemerintah Kabupaten Banyumas, Kelompok Pembudidaya Ikan Langgas, Penyuluh Perikanan Kabupaten Banyumas, Dinas Perikanan Kabupaten Banyumas, Camat Cilongok, Kepala Desa Panembangan dan seluruh warga Desa Panembangan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Banyumas, dan Kepala BPPP Tegal.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang luar biasa, termasuk potensi ikan hias. Ikan hias menjadi salah satu yang memiliki potensi ekspor cukup tinggi, pihaknya pun mendorong tumbuhnya industri ikan hias di dalam negeri. salah satu langkahnya dengan memastikan tidak akan mempersulit pelaku usaha maupun pembudidaya selama kegiatan yang dilakukan tidak mengancam kelestarian lingkungan dan kelestarian komoditas ikan hias itu sendiri.