Ketua KADIN DKI Jakarta Diana Dewi Beri Masukan Kepada Presiden Baru Soal Menteri Perekonomian
Fajar Metro – “Prediksi saya, mungkin untuk Menko Perekonomian masih ‘aman’ dipegang Bapak Airlangga Hartarto, sementara untuk posisi Menteri Keuangan ada beberapa nama yang dinilai punya kapasitas dan kapabilitas mumpuni seperti Rosan Roeslani (Ketum TKN 02), Erick Thohir (Menteri BUMN), disamping 4 nama yang sudah mencuat akhir-akhir ini yakni, Budi Gunadi Sadikin (sekarang Menteri Kesehatan), Kartika Wirjoatmodjo (Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara), Mahendra Siregar (Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan), dan Royke Tumilaar (Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia),” sebutnya lugas.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029, dengan peroleh suara 96.214.691 atau 58,59% menggungguli pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang memperoleh suara 40.971.906 atau 24,95%. Sementara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengumpulkan 27.050.878 suara atau 16,47%.
Meski kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud tengah menggugat hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi, namun banyak pihak memprediksi tak akan berpengaruh signifikan terhadap hasil Pilpres yang telah diumumkan.
Saat ini tengah bergulir wacana siapa saja sosok-sosok yang akan dipercaya menjadi menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran nanti.
Khusus di bidang perekonomian, nampaknya perlu mendapat perhatian khusus, mengingat sektor ini menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa.
“Perekonomian dengan segala tantangannya menjadi bidang yang sangat krusial bagi pemerintahan Indonesia yang baru nantinya,” kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta Diana Dewi, dalam keterangan persnya di Jakarta.
Pasalnya, lanjut Diana, ditengah kondisi moneter global yang belum stabil, rantai pasokan bahan baku di sejumlah negara yang kerap terhambat, serta kondisi fiskal yang relatif berfluktuasi, dibutuhkan sosok yang benar-benar bernyali, tegas, mampu memprediksi, dan membuat terobosan sehingga dampak ekonomi global tidak serta merta mempengaruhi pondasi perekonomian nasional.(YP)
Sumber: kadindkijakarta