10/12/2024
Nasional

Keberagaman Agama Dan Berkeyakinan Terimplentasi Di Bhineka Tunggal Ika

Adanya bermacam-macam perbedaan pandangan hidup di antara berbagai bangsa dan masyarakat itulah menandakan kebesaran Tuhan. Kerukunan hidup beragama sebenarnya sesuai hakekat manusia yang seharusnya hidup harmonis, baik sebagai pribadi maupun kelompok masyarakat, bangsa dan negara. Kerukunan hidup khususnya hidup beragama adalah syarat mutlak agar manusia dapat hidup tentram dan damai.

Di Indonesia Pemahaman tentang toleransi sangatlah penting. Pendidikan memiliki peran besar terhadap hal ini. Terutama bagi generasi muda, pendidikan karakter dan kerukunan antar umat beragama harus diajarkan sedini mungkin. Sejatinya, toleransi adalah akar dari perdamaian.

Seperti diketahui Indonesia memiliki suku, bahasa, dan budaya yang beragam. Keberagaman ini dirangkai dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Sebagaimana dilansir dari Modul Pembelajaran Mandiri, semboyan “Bhineka Tunggal Ika” adalah lambang negara Indonesia yang berbentuk burung Garuda.
Kepala burung Garuda itu menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah, meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan kepercayaan.

Kendati begitu, Bhinneka Tunggal Ika merupakan jati diri bangsa yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, yaitu sejak zaman majapahit. Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.
Fungsi mendasar Bhinneka Tunggal Ika adalah landasan persatuan dan kesatuan. Pada dasarnya setiap kelompok memiliki kekurangan dan keunggulan masing-masing. Peran semboyan negara untuk membentuk dan menamkan pada masyarakat tentang keberagaman sehingga tidak memicu konflik.

Impelementasi Bhinneka Tunggal Ika

1. Perilaku influsif

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memandang dirinya sebagai individu atau kelompok masyarakat. Kelompok ini menjadi satu kesatuan dalam masyarakat luas. 

2. Sifat pluralistik

Bangsa Indonesia bersifat plural ditinjau dari keragaman agama, budaya, dan suku. Meski berbeda diperlukan menjalin kerukunan, toleran, dan saling menghormati. Sehingga tidak ada orang yang memandang remeh pihak lain. Contoh saling membantu ketika terkena musibah. 

3. Tidak mencari menangnya sendiri

Mengutip dari jurnal “Peranan Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Dalam Menanggulangi Politik Identitas” karya Rizal Habi Nugroho penerapan semboyan untuk menghormati dan menghargai pihak lain. Menghargai ini bisa menerima dan memberi pendapat dalam kehidupan yang beragam.

4. Musyawarah

Musyawarah membentuk kesatuan dan mencapai mufakat. Dalam hal ini ada istilah common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih untuk mencapai mufakat. Beberapa kelompok bisa menemukan solusi dari musyawarah.

5. Rasa kasih sayang dan rela berkorban

Bhineka Tunggal Ika perlu dilandasi rasa kasih sayang kehidupan bangsa dan negara. Tanpa kasih sayang dan rela berkorban tanpa pamrih kesatuan tidak terwujud.

6. Toleran dalam perbedaan

Toleran menjadi pandangan untuk menumbuhkan rasa saling menghormati, menyebarkan kerukunan, dan menyuburkan toleransi pada individu.
Ada 5 agama yang diakui di Indonesia yaitu Agama Islam, Kristen, Khatolik , Hindu dan Budha serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Negara turut serta menjamin Masyarakat dalam hal kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Ini tertuang dalam Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi Bahwa Negara menjamin kemerdekaan bagi penduduknya untuk beragama dan beribadat.
Ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 yang menyatakan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.