Edwin Menjadi Pemenang Golden Leopard, Penghargaan Tertinggi Locarno Film Festival Pertama Asal Indonesia
Edwin Menjadi Pemenang Golden Leopard,
Penghargaan Tertinggi Locarno Film Festival
Pertama Asal Indonesia
Untuk Film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”
Piala bergengsi ini sebelumnya pernah dimenangkan oleh
Stanley Kubrick, Mike Leigh, Jafar Panahi, Jim Jarmusch
(Jakarta, 15 Agustus 2021) Indonesia mendapat kabar baik dari dunia perfilman. Film
garapan Edwin, “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” atau judul internasionalnya
“Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash” membawa pulang Golden Leopard, hadiah utama
dari sesi kompetisi internasional (Concorso Internazionale) yang diadakan oleh Locarno
International Film Festival 2021. Film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”
bersaing dengan film terbaru Ethan Hawke, “Zeros and Ones” dan sejumlah film dari belahan
dunia lainnya.
Penghargaan ini merupakan catatan spesial karena Edwin merupakan orang Indonesia
pertama yang memenangkan Golden Leopard, penghargaan tertinggi yang pernah
dimenangkan oleh sutradara kaliber dunia seperti Stanley Kubrick, Mike Leigh, Jafar Panahi,
Jim Jarmusch. Selain itu dalam lima tahun terakhir, baru kali ini film panjang Indonesia
memenangkan hadiah utama di festival bergengsi Eropa.
Edwin mengatakan, “Penghargaan Golden Leopard ini semacam vaksin, booster, atau vitamin
yang diharapkan mampu menguatkan kembali film Indonesia dan segenap jiwa raga pecinta
film indonesia di manapun mereka berada.”
Diputar empat kali di Locarno International Film Festival 2021, film “Seperti Dendam, Rindu
Harus Dibayar Tuntas” disambut meriah oleh para penonton dan kritikus internasional. Media
hiburan Amerika tersohor Variety menulis, “Sebuah penghormatan untuk film laga Asia
Tenggara tahun 1980-an yang dirancang sebagai kritik terhadap toxic masculinity”.
Cineuropa, portal berita Eropa yang didedikasikan untuk sinema dan audiovisual memuji,
“Romansa yang berkembang di film menyenangkan untuk ditonton, terutama karena Iteung
(diperankan oleh Ladya Cheryl) juga seorang petarung, dan sangat bagus dalam hal itu.”
Film yang diadaptasi dari novel Eka Kurniawan ini dibintangi oleh Marthino Lio (berperan
sebagai Ajo Kawir), Ladya Cheryl (Iteung), Reza Rahadian (Budi Baik), Ratu Felisha (Jelita)
dan Sal Priadi (Tokek). Bercerita tentang Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati.
Hasratnya yang besar untuk bertarung didorong oleh sebuah rahasia — ia impoten. Ketika
berhadapan dengan seorang petarung perempuan tangguh bernama Iteung, Ajo babak belur
hingga jungkir balik — dia jatuh cinta. Akankah Ajo menjalani kehidupan yang bahagia
bersama Iteung dan, pada akhirnya, berdamai dengan dirinya?