18 April 2024
Nasional

KKP Latih Negara Selatan Selatan

JAKARTA, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) terus berkontribusi dalam upaya pembangunan perikanan pada skala global. Salah satunya melalui sejumlah pelatihan di sektor kelautan dan perikanan yang telah diberikan dalam kerangka kerja sama Kerja Sama Selatan Selatan dan Triangular (KSST).

Upaya tersebut merupakan komitmen KKP turut membangun SDM kelautan dan perikanan di kawasan global internasional. Semangat Indonesia terhadap KSST menjadi dasar bagi KKP untuk melakukan sharing experience dan transfer informasi dengan negara-negara berkembang lainnya. Skema KSST ini dibentuk PBB tahun 1978 untuk mendorong pembangunan negara berkembang. Selain itu, pelatihan diselenggarakan juga dengan dilatarbelakangi isu global terkait ketahanan pangan dan sustainable consumption.

Sejak 2009, KKP telah melatih banyak negara, antara lain Kamboja, Laos, Timor Leste, Afganistan, Fiji, Sri Lanka, Vanuatu, Bangladesh, Maldives, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, Kamerun, Mozambik, Afrika Selatan, Kenya, Namibia, Sudan, Uganda, Tanzania, Kepulauan Solomon, Zimbabwe, Bahrain, India, Iran, Oman, Arab Saudi, Thailand, Burkina Paso, Zambia, Mali, Filipina, Kiribati, Malaysia, Madagaskar, Angola, Djibouti, Mauritania, Mesir, Nigeria, Senegal, Aljazair, Kaledonia Baru, Samoa, Yaman, Botswana, Burundi, Cape Verde, Comoros, Eritrea, Guinea, Lesotho, Libya, Malawi, Maroko, Mauritius, Republik Demokratik Kongo, Sao Tome and Principe, Seychelles, Swaziland, Tunisia, dan Palau.

Dalam menyelenggarakan pelatihan tersebut, KKP bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), dan Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC).

“Sektor kelautan dan perikanan memiliki peranan penting sebagai salah satu jawaban mengatasi isu food security dan sustainable consumption, sehingga kegiatan transfer informasi perlu dilakukan, khususnya diantara negara anggota kerja sama selatan-selatan. Dalam semangat inilah, Indonesia terpanggil untuk berbagi pengalaman melalui kegiatan pelatihan daring ini. Sejak 2009, KKP bersama Kementerian Luar Negeri telah melaksanakan kegiatan pelatihan bagi negara Asia, Pasifik, dan Afrika yang diikuti oleh total 473 peserta sampai dengan tahun 2019,” ujar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta pada Pelatihan Nilai Tambah Ikan dan Produk Perikanan Tahun 2022, di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi.

Pelatihan ini sebagai bentuk komitmen Indonesia berperan aktif dalam peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan negara-negara sahabat serta untuk mendukung Presidensi Indonesia dalam G20 dan kontribusi aktif Indonesia dalam forum High Level Panel on Sustainable Ocean Economy (HLP-SOE).

“Melalui pelatihan ini, perlu saya garis bawahi bahwa kegiatan ini merupakan peluang untuk mengembangkan bisnis dan jejaring serta mendorong peningkatan ekonomi antara Indonesia dan negara peserta. Please take into account, that during this workshop we all are learning and sharing experience together,” tambah Nyoman.

Setelah sukses menyelenggarakan Pelatihan Nilai Tambah Ikan dan Produk Perikanan, di tahun ini juga, BRSDM kembali akan menyelenggarakan pelatihan dalam rangka KSST di BPPP Ambon pada Oktober mendatang. Kegiatan ini merupakan Pelatihan di Bidang Perikanan Bagi Negara-Negara Anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) dalam Mendukung Implementasi MSG Roadmap for Inshore Fisheries Management and Sustainable Development 2015-2024.

Sementara itu, Menteri Trenggono sebelumnya mengatakan, pembangunan perikanan saat ini belum seimbang secara geografis dan belum memenuhi kebutuhan pangan dunia. Sementara perubahan iklim juga menjadi tantangan setiap negara dan memberikan dampak yang serius kepada pengembangan industri perikanan. Untuk itu, kata Menteri Trenggono Pemerintah Indonesia juga mendorong kerja sama sektor perikanan dalam kerangka Selatan-Selatan. Indonesia mendukung pengembangan perikanan, terutama aktivitas perikanan yang rendah karbon dan ramah lingkungan.

“Pentingnya Negara Selatan-Selatan untuk bekerjasama yang sangat baik dan berkontribusi dalam mengelola dampak dari perubahan iklim terhadap sektor perikanan,” tambahnya.

Menurutnya, kontinuitas pemenuhan kebutuhan pangan dunia juga ditentukan oleh praktik-praktik penangkapan ikan yang terukur. Penangkapan ikan terukur diharapkan mendorong terciptanya pengelolaan sumber daya perikanan yang baik, untuk menjaga kelestarian ekologi.